08.23.00
0

Pada dasarnya, cinta itu sederhana. Justru pelakonnya yang membuat susah. 'Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Mencintai dan dicintai adalah hal lumrah yang diinginkan setiap jiwa manusia. Baik muda maupun tua, sangat membutuhkan ‘suplemen’ ini. Karena dengan cinta, hidup terasa lebih mudah. Ya, memang sebenarnya cinta itu tidak rumit. Justru para pelakon cinta-lah yang membuatnya menjadi rumit.

Umur yang bisa dikatakan dewasa tak menunjukkan sikap selaras saat bertemu cinta. Para dewasa akan merasa bahagia ketika ada seseorang yang dicintai berbalik mencintainya. Walaupun, masih saja ada yang mencintai seseorang namun ternyata hanya bertepuk sebelah tangan. Bahkan, sebenarnya ada juga mereka yang hanya dicintai tanpa merasakan getaran dalam hati.

Jangan salah sangka, bahwa mereka yang saling mencintai-pun juga rentan dengan masalah. Hingga menjadikannya untuk mengakhiri hubungan yang telah terjalin. Anda bahkan dapat lebih mengetahui rasanya ketika hubungan tersebut kandas di tengah jalan. Andai peristiwa tersebut bisa ‘digeser sedikit ke tepi jalan’, mungkin sakitnya tak akan teramat sangat.

Saat itu, sebagian besar hal ini terjadi karena adanya kepentingan ego di kedua belah pihak. Dan akhirnya berubah hingga Kerajaan Api menyerang. Anda tahu tentang Cinta Lama Bersemi Kembali? Ya, tersebutlah CLBK sebagai bahasa gaul anak muda jaman sekarang. Dapat dikatakan bahwa hal ini akan menjadi tren ketika mereka menginjak usia dewasa dan tak kunjung segera memulai sebuah komitmen.

Dilema Cinta Lama Bersemi Kembali
Bisa jadi, di suatu waktu Anda mendatangi cafe nostalgia tanpa sadar. Tak sengaja melihat-lihat kontak lama dalam hape. Bertemu dengan dirinya atau bekerja bersama dalam satu kantor. Sungguh momen yang sangat tak terduga! Bahkan Anda hanya dapat tersenyum kecil ketika memori tentang masa lalu seakan menjadi hologram di depan mata. Tak jarang, momen kecil tersebut membuat lembaran baru yang berjudul ‘Kesempatan Kedua’.

Percaya tidak, bahwa bukan hal mudah untuk memberikan kesempatan kedua kepada orang yang pernah mengisi relung hati. Bahkan akan menjadi lebih tidak mudah ketika kesempatan tersebut mengharuskan kita memulai semua dari awal. Berbeda cerita bagi mereka yang memiliki hati lapang dan pemaaf. Atau bisa dibilang cenderung cuek dengan masa lalu. Tak masalah jika keadaan mengharuskan melakukannya.

Aku yang Memberi Kesempatan
Mari tempatkan diri sebagai si pemberi kesempatan. Pernahkah Anda merasakan kesempatan kedua yang diberikan terasa sia-sia belaka? Padahal justru si dia yang memintamu terlebih dahulu untuk memulai semuanya dari awal. Wajar jika Anda ragu, saat itu.

Namun, suatu ketika keraguan tersebut seakan ditutupi oleh kenangan masa lalu yang indah serta iming-iming kebahagiaan di masa depan. Dia mencoba menarik hatimu kembali dengan permintaan maaf yang tak kunjung padam. Tak lupa selalu meyakinkan bahwa hanya Anda yang ada di hatinya kini. Menjadi kewajiban baginya untuk mengakui kekhilafan di masa lalu.

Selamat, jika Anda akhirnya memberikan kesempatan itu. Catatlah selalu jika ternyata hanya ada satu hal yang mudah terbolak-balikkan. Yaitu hati. Tak ada satupun yang mengetahui maksud dari salah satu organ manusia ini, kecuali Tuhan. Boleh jika dia berjanji bahwa akan memperbaiki dan memulai semua dari awal, saat ini. Namun, jangan terkejut jika suatu saat yang terjadi justru sebaliknya.

Aku yang Menerima Kesempatan
Disisi lain, mari kita tempatkan diri menjadi si penerima kesempatan. Jika si pemberi kesempatan akan sempat merasakan keraguan dalam memberikan keputusan. Berbeda dengan si penerima kesempatan. Mereka justru merasakan telah banyak hal yang telah dipelajari setelah peristiwa kandas terjadi.

Sebelumnya, si penerima kesempatan akan mencari tahu terlebih dahulu. Sejauh mana mantan kekasihnya menjalin hubungan dengan orang lain. Di dalam hatinya juga akan merasa bersalah jika hadir ketika keberadaannya justru menjadi orang ketiga. Baik si pemberi kesempatan maupun si penerima kesempatan ternyata sama-sama memiliki rasa dilema.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Pada dasarnya, cinta bukanlah rumus kimia. Cinta itu sangat sederhana. Justru pelakonnya yang membuat seakan menjadi rumit. Cintailah dirinya sebagaimana mencintai dirimu sendiri. Lepaskanlah hanya jika perlu.

0 komentar:

Posting Komentar