06.48.00
0

Minta maaf adalah hal yang wajib dilakukan saat kamu berada dalam kondisi suram antara kamu dengan teman, sahabat, keluarga, atau dengan pasangan. Namun jenis permintaan maaf bukanlah hanya sebuah kalimat, kamu juga harus tulus ketika mengucapkan kata "maaf"
Minta maaf saat melakukan sebuah kesalahan adalah kewajiban yang harus dilakukan sebagai manusia, saat melakukan kesalahan biasanya secara spontan seseorang akan meminta maaf atas apa yang ia lakukan. Namun ada kalanya dimana kamu melakukan kesalahan, namun kamu tidak merasa melakukan kesalahan, tentunya permintaan maaf tidak dapat otomatis dilakukan.

Permintaan maaf bukanlah hal yang sulit dilakukan, namun dalam penerapannya bagi kebanyakan orang sangat sulit untuk melakukan hal ini. Kenapa sulit mengucapkan kata “maaf”? tentu saja hal ini sangat berkaitan erat dengan ego diri sendiri. Oleh karenanya saat minta maaf kepada teman atau keluarga kamu hilangka ego tersebut, lakukan permintaan maaf dengan sepenuh hati dan jangan terlalu banyak memikirkan hal lain terlebih jika kamu melakukan 3 hal berikut ini.

Minta “maaf” tapi menggunakan kata “tapi”

Pada dasarnya jika seseorang meminta maaf kepada orang lain, tentu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hati yang tulus. Meski begitu, ada beberapa orang yang minta maaf namun ia tetap tidak merasa bersalah bahkan menggunakan kata “tapi” dalam permintaan maafnya tersebut. Menurut Dr. Lerner sendiri, ketika kamu meminta maaf namun menggunakan kata “tapi” dalam kalimat permintaan maaf kamu, hal ini memberikan kesan bahwa kamu tidak tulus dalam meminta maaf.

Bahkan jika kamu meminta maaf dengan menggunakan kata “tapi”, orang lain yang mendengar hal tersebut dapat menganggap permintaan maaf yang terucap tidak tulus dan kesannya kamu hanya mencari alasan saja. Jadi minta maaf dengan kalimat yang benar tanpa harus menggunakan kalimat tambahan lain yang meragukan ketulusan permintaan maaf tersebut.

Jangan terlalu fokus pada respon orang lain, namun fokuslah pada kesalahan yang kamu perbuat

Setelah kalimat “maaf” terucap, tentunya kita akan dihadapkan pada berbagai reaksi dari orang yang kita tuju. Entah respon tersebut merupakan respon baik, atau malah respon yang lebih menusuk karena saking kesalnya terhadap kesalahan yang kita perbuat. Jika mendapatkan respon yang baik, kemungkinan hal ini tidak menjadi masalah, namun bagaimana jika kamu mendapatkan respon yang buruk?.

Meminta maaf, berarti kamu memperlihatkan bahwa diri kamu bertanggung jawab terhadap perbuatan salah yang dilakukan, entah itu sengaja atau tidak. Jika kamu benar-benar tulus dalam meminta maaf, reaksi atau respon apapun yang diberikan hal ini tidak akan membuat kamu menjadi kesal atau malah berbalik menyalahkannya. Dr. Lerner sendiri menekankan bahwa ketika kamu terlalu memfokuskan diri pada respon orang lain, maka permintaan maaf yang kamu berikan dapat dianggap hanya berpura-pura saja.

Jangan melakukan pembelaan diri, meski kamu tidak salah sepenuhnya

Jika kamu telah minta maaf dan mendapatkan reaksi negative dari orang tersebut, tentunya ia akan berkata kasar atau bahkan mencela apa yang kamu lakukan sebelumnya. Hal ini tentunya akan membuat perasaan kamu campur aduk dan kesal, karena perkataan yang dilontarkannya tidak dapat kamu terima. Hal yang paling umum dilakukan orang lain saat mengalami kondisi yang satu ini ialah melakukan pembelaan diri dan mengatakan bahwa kamu bukanlah orang yang sepenuhnya bersalah dalam hal tersebut, namun sebaiknya jika kamu sedang minta maaf sebaiknya kesampingkan perilaku yang satu ini.

Meski pembelaan dikatakan sebagai hal yang alami dan manusiawi ketika seseorang tersudut, namun dalam hal ini menjadikan permintaan maaf yang kamu ucapkan jadi tidak efektif. Pasalnya kamu terlalu banyak melontarkan pembelaan diri untuk membuktikan kamu tidak sepenuhnya bersalah, hal ini hanya akan membuat orang tersebut merasa semakin panas (kesal).

0 komentar:

Posting Komentar