23.38.00
0
                                                          Foto: Julian Finney/Getty Images


AgenBolaTerpercaya - Kalau sudah bicara soal taktik, Juergen Klopp adalah salah satu manajer yang paling banyak menjadi perbincangan di Liga Primer Inggris. Sejak ia menandatangani kontrak tiga tahunnya di Liverpool pada 3 Oktober 2015, ia mengguncang sepakbola Inggris dengan sepakbola heavy-metal-nya.

Sistem heavy-pressing yang penuh energi (ini yang merujuk kepada penyebutan heavy-metal) yang ia peragakan sedari dirinya melatih Borussia Dortmund, dilakukan dengan maksud merusak skema operan lawan dan bertujuan mendapatkan penguasaan bola sesegera mungkin.

Permainan Menekan Liverpool

Kenapa menekan lawan harus dilakukan sedini mungkin? Ketika lawan mengoper dari belakang ke tengah, si pemain menerima bola dengan membelakangi (memunggungi) gawang Liverpool. Dengan ia yang sudah tertekan, ini semakin mudah bagi Liverpool untuk merebut penguasaan bola, atau dalam situasi terburuk pun pemain lawan akan sulit mendapatkan opsi operan kecuali ke belakang lagi.

Dengan gegenpressing Klopp sejauh ini, ia juga memaksa 2-3 pemainnya untuk menutup pergerakan dan jalur operan satu pemain lawan yang sedang menguasai bola yang berada pada wilayah pertahanannya sendiri. Inilah kenapa saat bertahan, formasi 4-3-3 (kadang 4-2-3-1 juga) Liverpool justru malah menjadi 4-1-5.

Ini yang membuat Liverpool akan memiliki opsi mengoper yang bervariasi jika mereka bisa menguasai kembali bola sesegera mungkin, karena akan ada banyak pemain (2-3, tergantung berapa banyak yang melakukan pressing) di sana.

Semakin jauh Liverpool menekan, maka akan semakin baik untuk mereka, tapi semakin berisiko juga. Jika pemain yang ditekan mampu keluar dari tekanan, tim lawan mampu memembus lini tengah Liverpool dengan satu buah operan saja.

Musim lalu risiko itu masih terlihat. Tidak heran, karena musim lalu adalah musim pertama Klopp di Liverpool setelah menggantikan Brendan Rodgers. Tapi musim ini Liverpool mengalami peningkatan. Tekanan mereka semakin efisien dan malah sudah bisa membuahkan peluang. Buktinya, 69 shot on target berhasil dicatatkanThe Reds dalam 10 pertandingan liga musim ini – yang terbaik di banding tim-tim lain.


Foto: REUTERS/Dylan Martinez

Pergerakan yang Cair Ketika Menyerang

Salah satu hal yang banyak membantu Liverpool sejauh musim ini adalah mereka yang bermain tanpa penyerang (maaf, ya, Sturridge). Seperti yang Michael Cox tulis di The Guardian, Liverpool menunjukkan dinamisme mereka dalam mengisi ruang – utamanya melalui Philippe Coutinho, Sadio Mane, Roberto Firmino, ("trio sakit kepala" Liverpool di FPL), dan Adam Lallana.

Jika Mane mengisi posisi penyerang, posisinya di kanan akan di-cover oleh Nathaniel Clyne (bek sayap kanan) atau Lallana, dan Firmino akan turun ke posisi yang lebih dalam. Namun, biasanya Firmino yang lebih sering mengisi posisi penyerang.

Kemudian, jika Liverpool mendapatkan bola dari gegenpressing, dikombinasikan dengan kecepatan dan operan mematikan, hal ini yang paling menunjukkan dinamisme tersebut. Selain itu, pergerakan cair para pemain ketika menyerang ini yang membuat lawan kewalahan jika ditugaskan menjaga pemain Liverpool dengan man-to-man marking.

Pemain yang paling diuntungkan dari cara menyerang Liverpool ini adalah Coutinho (catat ini, wahai FPLmanagers). Coutinho bukan gelandang kiri murni, ia lebih cocok di tengah. Jika bukan karena Liverpool-nya Klopp yang dinamis, ia pasti tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya di kesebelasan dengan skema yang kaku.

Coutinho diperbolehkan mencari ruang ke tengah ketika tidak menguasai bola maupun melakukan cut inside ketika sedang menguasai bola (karena Coutinho berkaki alami kanan). Di Liverpool-nya Klopp, ini menunjukkan dinamisme. Tapi di kesebelasan lain, ini bisa merusak bentuk tim dan justru menciptakan ruang yang bisa dieksploitasi lawan.

                                                                Foto: Reuters/Phil Noble

Masih Belum Seimbang Ketika Bertahan

Namun dengan gegenpressing, Dejan Lovren dan Joel Matip (atau siapapun bek tengah Liverpool) sering naik sampai ke wilayah yang tinggi di lapangan. Hal ini yang bisa dieksploitasi lawan jika Liverpool tidak mendapatkan penguasaan bola.

Dari paragraf awal tulisan ini juga secara tidak langsung bisa menunjukkan salah satu kelemahan potensial Liverpool, yaitu ketika dihadapkan kepada bola panjang.

Banyak kesebelasan yang membangun timnya dari pertahanan, tapi Klopp tidak. Ia membangun timnya dengan caranya sendiri, yaitu menekan di wilayah yang tinggi, dikombinasikan dengan operan dan dinamisme pergerakan pemainnya.

Soal menyerang, tidak ada yang patut dikritisi secara berlebihan dari permainan Klopp di Liverpool. Tapi soal bertahan, ia masih butuh lini pertahanan untuk lebih solid.

Bukannya mau menakut-nakuti, sampai 11 pertandingan Liverpool baru kecolongan tembakan (ditembak) 86 kali di Liga Primer. Ini adalah angka terendah di Liga Primer, yang mana sebenarnya, seharusnya, merupakan pertanda bagus; berarti mereka jarang ditembus.Tapi jika melihat angka kebobolan mereka, 14 (peringkat 9 di Liga Primer) dengan baru sekali clean sheet, ini mendandakan pertahanan mereka tidak efisien.

Risiko Kelelahan

Permainan seperti Klopp di Liverpool ini sebenarnya menunjukkan kejeniusan manajer dalam meracik taktik. Tapi bisa dibilang Liverpool, bersama dengan Chelsea juga, diuntungkan karena mereka tidak berkompetisi di Eropa, baik di Liga Champions maupun Liga Europa.

Biar bagaimanapun, permainan heavy-metal Klopp sangat menguras fisik. Inilah kenapa sekarang saat yang tepat bagi Liverpool untuk menunjukkan superioritas mereka, yaitu ketika mereka bisa berkonsentrasi penuh di Liga Primer (meskipun masih ada Piala Liga Inggris dan Piala FA).

Jika mereka sudah mendapatkan distraksi dari Liga Champions atau Liga Europa, ada tuntutan tambahan bagi Klopp, yaitu menemukan taktik alternatif yang tidak terlalu menguras fisik. Dulu ia bisa dibilang berhasil melakukannya di Dortmund. Tapi semuanya tidak akan sama jika sudah membahas Liga Primer.

Ini bukannya bermaksud mengotak-ngotakkan taktik yang terbaik. Sebab, biar bagaimanapun ada banyak cara untuk menjadi juara: dengan sepakbola atraktif, tiki-taka, gegenpressing Klopp, dan bahkan sepakbola bertahan sekalipun.

                                                            Foto: Getty Images Sport

Sebagai data tambahan, pada pertengahan September Liverpool adalah kesebelasan dengan distance covered terjauh di Liga Primer dengan 463,8 km. Data ini memang belum diperbarui lagi, tapi setidaknya ini sudah cukup menunjukkan bagaimana taktik Klopp sangat menguras fisik para pemainnya.

Maka ada risiko Liverpool bisa "kehabisan bensin" kapan saja. Sejauh ini, di musim keduanya di Liverpool dan di Liga Primer, Klopp sudah mendapatkan angin segar. Mereka sudah mencatatkan 30 gol (terbaik di Liga Primer), 86 tembakan tepat sasaran mengarah ke gawang (terbaik di Liga Primer), dan 159 operan kunci (terbaik di Liga Primer).

Namun melihat pertahanan mereka, Liverpool sesungguhnya masih membutuhkan sebuah "new balance" – seperti apparel di seragam Liverpool, yakni keseimbangan dalam menyerang dan bertahan. Musim 2016/17 adalah musim terbaik jika mereka ingin melakukannya, sekaligus mengawali sesuatu yang besar ke depannya.

                                    



0 komentar:

Posting Komentar