14.50.00
0

Ketika aku menyadari bahwa rasa cinta itu telah datang, tapi semuanya sudah terlambat. Dan aku hanya bisa berharap andaikan waktu dapat diputar kembali.
Di tengah rasa putus asa, aku berjalan gontai menuju ruang tamu. Dunia seakan tidak berpihak kepadaku, bagaimana tidak! aku harus dijodohkan dengan orang yang tidak aku cintai.
"Dinda ini kenalin calon suami kamu, dia namanya Reza dan saat ini bekerja di sebuah bank swasta sebagai staf".
Dia adalah Reza anak dari sahabat ayahku. Sebenarnya Reza tidak jelek, bahkan dia termasuk pria yang tampan berkulit bersih dan terlihat santun, bahkan kalau menurutku dia termasuk pria yang lugu. Tapi walau bagaimana pun juga, cinta tidak bisa dipaksakan.


Setelah pernikahan hari-hari aku lalui dengan penuh kebosanan, kejenuhan dan rasa tertekan. Bagaimana tidak! aku harus serumah dengan pria yang tidak aku cintai, dan dia sangat membosankan, bisanya hanya kerja, pulang kerja langsung sholat, mengaji dan tidak pernah sekalipun mengajak aku jalan-jalan ke mall.
Karena tidak ingin stress maka aku harus jalan-jalan dan kumpul bareng dengan teman-temanku, nongkrong di cafe atau bahkan dugem sampai pulang larut malam. Dan setiap hari ketika dirumah aku cuma santai saja, tidur, makan, mandi lalu jalan-jalan lagi.
Ternyata enak banget nikah sama Reza ini, dia termasuk pria yang sabar dan tidak pernah melarang semua kegiatanku, bahkan jika aku pulang larut malam dia hanya diam saja. Dan hebatnya lagi semua pekerjaan rumah dia yang kerjakan.
"Dinda ayo bangun, apa kamu tidak sholat subuh?"
Reza membangunkanku dengan suara yang lembut, namun reaksiku terbilang berlebihan, dengan mata melotot aku berteriak kepadanya.
"Ngapain kamu!!?? gak tau kalau aku ngantuk habis pulang malam!! ehh malah pagi-pagi gini kamu bagunin aku!"
Luar biasa batas kesabaran Reza ini, bukannya ikut marah melihat reaksiku yang berlebihan, dia malah tersenyum.
Sebenarnya Reza ini termasuk pria yang aneh, kenapa aku bilang seperti itu? bagaimana tidak, dengan semua perlakuan buruk ku sebagai seorang istri, namun yang dilakukannya justru menunjukkan bahwa dia adalah seorang suami yang baik. Dia sangat penyayang, sabar dan selalu perhatian kepadaku.


Namun bagaimanapun kerasnya batu jika terus menerus ditetesi air maka akhirnya akan berlubang juga Ya.. akhirnya lambat laun aku terlena dengan semua perhatian, kesabaran dan kasih sayangnya.
Apakah aku telah jatuh cinta kepadanya? ya mungkin ini tandanya cinta, aku mulai merasa cemas jika dia terlambat pulang kantor, aku mulai merasa cemburu jika dia dekat dengan seorang wanita.
Oh Tuhanku... betapa malu jika keadaan seperti ini, aku jadi ingat bagaimana perlakuanku kepada suamiku ini, aku merasa telah menjadi istri yang durhaka.
Mulai sekarang aku harus berubah, aku akan menjadi istri mas Reza yang sesungguhnya, aku akan mencintainya, ya.. mulai sekarang aku telah jatuh cinta kepada suamiku. Aku akan mencium pipinya dan akan kukatakan "Aku mencintaimu" sebuah kata yang belum pernah kuucapkan selama satu tahun aku menjadi istri mas reza.

KRIIINNNGG!!!


"Ya hallo, dengan siapa ini? ya benar saya istrinya, APAA??!!!
Seketika tubuhku jatuh terkulai, mas reza mengalami kecelakaan, dan dia sekarang dalam kondisi kritis.
Dengan air mata yang terus bercucuran, segera saja aku menuju rumah sakit tempat mas reza dirawat. Kenapa ya Tuhan? kenapa aku harus mengalami ini.
KRIIINNNGGG!!!
"Bu cepat ya pak reza keadaannya sudah sangat kritis sekali, jadi mohon untuk keluarganya segera datang!!"
"Ya pak saya masih diperjalanan".
Entah sudah berapa banyak air mata yang sudah kuteteskan, dan berapa banyak doa yang sudah kuucapkan".
"Ya Tuhan bila Kau ambil nyawa suamiku, aku ikhlas, tapi tolong beri aku satu jam saja untuk bertemu dengannya".
KRIIINGGG!!!
"Bu bagaimana, ibu saat ini dimana? pak reza mungkin sudah tidak tertolong lagi!"
"Ya pak saya sudah ditempat parkir, saya segera kesana pak!"


Ya Tuhan.. bila satu jam terlalu lama, tolong beri aku waktu lima menit saja, supaya aku bisa bertemu suamiku.
Dengan langkah gontai dan dengan nafas yang tersengal, terus saja aku melangkah, semua kenangan akan suami tiba-tiba terlintas dipikiranku. Bagaimana aku memperlakukan dia dan bagaimana dia menyayangi aku.
"Ya Tuhan kalau lima menit terlalu lama, tolong beri aku waktu satu menit saja, agar aku bisa memanjakan suamiku dan memberitahu dia bahwa aku mencintainya".
Akhirnya doa ku terkabul.
"Sayang aku disini"
Kubelai wajah suamiku, kucium pipinya, ku sisir rambutnya, kuseka air matanya. Dengan badan gemetar aku berbisik di telinga suamiku. 
"Mas maafkan aku, aku mencintaimu mas reza, tolong jangan tinggalkan aku".
Tiba-tiba mata mas reza terbuka dan tersenyum kepadaku.
"I LOVE YOU SAYANG"
Kemudian matanya terpejam lagi untuk selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar