15.56.00
0

Sakit, ketika gebetan bilang cinta tak harus memiliki. Apalagi, kalau dia sudah bilang begitu, tapi kalian masih dekat saja, seperti pacaran.
Dari sekian banyak hubungan percintaan. Barangkali yang masuk dalam kategori ngenes adalah hubungan ala gebetan. Kamu tahu kan, apa itu gebetan? Ini adalah jenis hubungan yang berada di antara persahabatan dan pacaran. Kamu dekat dengannya, seperti sahabat. Kamu juga dekat dengannya seperti pacar. Tapi, kamu bukan siapa-siapanya.
Hubunganmu dengannya seperti cinta tanpa status. Cinta iya, sayang iya. Tapi tidak pernah jadian. Kalian sering jalan-jalan bareng. Nongkrong di Cafe bareng. Main game online bareng. Bahkan kuliah atau kerja juga bareng. Kemana-mana bareng, tapi nyatanya kamu dan dia bukan sepasang kekasih.


Gebetan kadangkala dekat pula dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Kamu naksir dia, tiap hari stalking-in dia. Tapi dia tidak pernah tahu perasaanmu. Tapi entah mengapa, kamu suka menafsirnya sebagai gebetanmu. Kamu cemburu kalau dia dekat dengan orang lain. Kamu salah tingkah kalau tiba-tiba dia menyapamu di jalan.
"Intinya, hubungan ala gebetan itu asam, manis, pahit, asin
Kamu merasa sakit, tapi tetap mempertahankannya
Selalu berharap dia menjadi peka, atau tiba-tiba: nembak kamu"


Klimaks dari hubungan ala gebetan ini adalah ketika dia bilang mencintai tak harus memiliki. Ketika kalian sudah sama-sama terbuka soal perasaan masing-masing, ternyata dia malah bilang cinta tak harus memiliki. Sebab, ternyata di hatinya ada sosok lain, yang bukan dirimu.
Seketika dunia berguncang, nafsu makanmu hilang! Patah hatimu berkeping-keping karena harapanmu pupus, lenyap seperti ditiup angin puting beliung. Kamu tidak pernah menyangka dia tega sekali berkata demikian. Jika cinta tak harus memiliki, lalu apa maksud perhatiannya selama ini? Lalu mengapa selama ini dia terus-menerus bersama kamu. Kemana-mana bareng.


Saat kamu mempertanyakan hal itu, besar kemungkinan dia akan menjawab seperti ini:
"Jadi selama ini kamu cuma anggap aku teman biasa? Dan selama ini kamu punya orang lain di hati?" Tanyamu padanya.
"Nggak... Kamu lebih dari sekadar teman. Aku sayang sama kamu. Aku nyaman bersamamu. Tapi maaf, aku nggak bisa tinggalin pacarku. Dan lagian selama ini aku nggak pernah berharap kita punya hubungan yang lebih. Maaf." Katanya.
"Okelah... Tapi kenapa kamu begini sekali? Jika kamu memang tidak ada niat seriusin aku, nggak perlulah kita sampai terlalu dekat seperti kemarin! Kamu harusnya mikir, kita manusia biasa. Kalau sudah saling suka, tapi enggan meninggalkan yang dipunya, bukankah akan ada pihak yang tersakiti? Di sini tentunya aku yang sakit." Ucapmu kesal.
"Maafin aku... Aku cuma merasa senang berteman denganmu. Banyak hal positif terjadi. Tapi maaf, aku benar-benar ngga bisa kalau kita lebih dari ini. Ingat satu hal, cinta tidak berarti harus memiliki. Cinta tak harus memiliki." Ujarnya tanpa sedikit pun memikirkan perasaanmu.


Sebetulnya tidak bisa juga kamu protes padanya. Mungkin memang benar dia cuma senang main sama kamu. Dia tidak pernah berharap lebih. Kamunya saja yang ke-geer-an atau terlalu berharap. Dan mungkin juga kamu selama ini terlalu menikmati kedekatan yang ada. Sehingga kamu lupa tidak menanyakan urusan pribadinya yang prinsipil, yaitu: apa dia sudah punya kekasih?
Nasi sudah menjadi bubur. Benar katanya, cinta memang tidak harus memiliki. Adalah kesia-sia-an bila kamu terus berharap, apalagi memaksanya untuk menembakmu jadi pacarnya. Itu hanya buang-buang waktu. Sebab, di hatinya ada orang lain. Dan dia sendiri yang mengakui kalau orang itu bukanlah kamu.


Sudahlah! Sadarilah! Cinta memang tidak harus memiliki. Kalau kamu mau, kamu masih bisa jadi sahabat dekatnya. Tapi setelah emosimu yang meledak-ledak mempertanyakan kenapa ini terjadi, mungkin saja hubungan kalian tak seindah dulu. Kamu yang sakit hati memilih menjauh pergi. Dan dia juga kemungkinan besar pergi, takut kamu makin sakit.
Move on! Kamu harus belajar ikhlas. Jodoh sudah ada yang mengatur. Resapi kembali kata-kata terakhirnya bahwa cinta tak harus memiliki. Meski kamu tidak bisa menjadi pasangan hidupnya selamanya. Percayalah bahwa sampai kapan pun, kalian akan saling sayang. Sebagai saudara, teman, dan sahabat.
Cinta Tak Harus Memiliki, Karena Cinta Itu Pun Merupakan Anugerah yang Datang Sendiri, Bukan Dibeli.


Rasa kepemilikan selalu menghinggapi semua orang. Termasuk rasa memiliki cinta. Padahal cinta itu tidak layak disegel dalam hak kepemilikan semacam. Sebab, cinta merupakan anugerah. Cinta itu pemberian dari Tuhan. Sekadar kenikmatan rasa yang dititipkan Tuhan pada hati manusia.
Cinta Tak Harus Memiliki, Karena Cinta yang Dipaksakan Tidak Akan Kekal


Ketika seseorang sudah memutuskan untuk "tidak mencintaimu" maka janganlah pernah memaksakan. Karena cinta yang dipaksakan tidak akan kekal. Hanya pura-pura yang berujung perceraian. Kamu harusnya senang saat gebetan mengakui perasaannya yang tidak minat menjalin hubungan denganmu. Meski sakit, ini lebih baik, daripada diberi harapan palsu olehnya. Di mana-mana, di-PHP-in akan berujung perih.
Cinta Tak Harus Memiliki, Karena Rasa Sayang Kemanusiaan Lebih Berarti.


Tahukah kamu bahwa rasa sayang itu lebih tinggi dari cinta? Karena rasa sayang tulus muncul dari sanubari manusia. Ketika rasa cinta selalu menonjolkan hawa nafsu. Maka rasa sayang justru mengandung ketulusan dan rasa kemanusiaan. Lebih baik disayang daripada dicintai oleh gebetan yang sebenarnya tidak menginginkanmu.
Cinta Tak Harus Memiliki, Karena Tuhan Menjanjikan Surga Bagi Manusia yang Mampu Menahan Diri.


Menahan hawa nafsu hukumnya wajib. Termasuk menahan cinta yang berlebihan pada sosok gebetan. Ketika kamu sanggup menguasai diri. Memendam rasa cintamu. Dan berusaha melupakannya, mengalihkan perhatian hatimu pada hal-hal positif. Semoga saja, Tuhan membukakan pintu surga untukmu, seperti Janji-Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh.
Cinta Tak Harus Memiliki, Karena Cinta Mampu Hadir Walau Tanpa Status.


Cinta merupakan energi kasih sayang yang meluap dari dalam jiwa manusia. Cinta mampu membuncah walau tanpa status. Meskipun gebetan memutuskan pergi (tidak memilihmu) bukan berarti cinta akan lenyap. Cinta kalian akan hadir, akan selalu ada, meski bentuknya adalah cinta persaudaraan. Status perpacaran maupun pernikahan tidak menjamin cinta ada. Karena adanya cinta hanya tumbuh di dalam nurani yang suci, yang tetap berdiri walau tersakiti.
Cinta Tak Harus Memiliki, Karena Cinta Sejati Tak Kenal Pamrih.


Ketika kamu mencintai gebetanmu hanya karena kamu menginginkan status atau menginginkan dia menjadi pasanganmu. Itu artinya cintamu masihlah cinta yang pamrih. Padahal manusia mampu mencapai apa yang disebut sebagai Unconditional Love, sebuah perasaan cinta tanpa pamrih. Meskipun dia bukan milikmu, kamu akan tetap mencintainya. Meskipun dia bilang tidak mau bersamamu, kamu tidak akan marah padanya. Itulah Unconditional Love.


Kini kamu sudah paham mengapa cinta tak harus memiliki. Bernafaslah dalam-dalam dan renungkan poin di atas. Kamu harus belajar bijaksana dalam menyikapi cinta. Jangan bersedih lagi karena kesedihan hanya akan mengotori jiwa. Percayalah bahwa Tuhan selalu memiliki skenario terbaik untuk kisah asmaramu.
Percayalah bahwa Tuhan akan mengirimkan pengganti yang lebih baik dari gebetan yang sudah mempermainkan rasamu itu. Kamu hanya harus membersihkan diri dan terus meningkatkan diri. Agar jodoh terbaik segera muncul, dihadapanmu, tanpa ada yang menghalang-halangi. Semoga saja...! Percayalah! Yakinlah!

0 komentar:

Posting Komentar