14.53.00
0

Kakak Perempuan adalah anggota keluarga yang tangguh sekali, karena peran yang ia jalankan begitu mulia. Kamu harus bersyukur menjadi Adiknya.
Sejak masih kanak-kanak hingga beranjak dewasa, kamu selalu mengandalkan orang tua. Ibu dan Ayah menjadi penolong di saat kamu tertimpa masalah yang sulit. Mereka senantiasa memberimu bantuan, tanpa pamrih. Sehingga kamu tumbuh menjadi anak yang selalu ketergantungan pada mereka. Bagaimana pun mapannya kamu, pertolongan orang tua tiada duanya.
Ya begitulah peran orang tua. Begitu besar dan selamanya, tak lekang oleh waktu dan usia. Tapi, kamu perlu menyadari satu hal, bahwa sebetulnya di dalam keluarga ada sosok lain yang perannya tak kalah besar dari orang tua. Ia adalah sosok yang bisa menggantikan orang tuamu, bila mereka telah tiada karena meninggal. Atau saat orang tuamu tidak memungkinkan untuk menolong.


"Karena Kakak lahir ke dunia untuk menjadi pribadi yang tangguh dan hebat. Karena Kakak tumbuh dalam kemandirian. Karena kelak, Kakak adalah penjaga bagi Adik-Adiknya."
Peran Kakak Perempuan sejak lahir sudah kentara. Beban segera disematkan ke pundaknya. Ia akan tumbuh sangat cepat. Seolah-olah mendadak dewasa. Dalam pandangan matanya yang bijaksana, ia siap menggandeng tangan adik-adiknya. Ia akan menjadi teladan dalam perangai dan kebiasaan.
Kakak Perempuan Adalah Teladan dalam Perangai dan Kebiasaan.


Posisi Kakak sebagai anak pertama menjadi ujung tombak. Tombak yang pertama kali diasah oleh orang tuamu. Ia adalah uji coba perdana yang dilakukan orang tuamu saat arungi samudera rumah tangga. Orang tuamu berusaha mendidiknya dengan baik. Agar tumbuh menjadi pribadi yang dapat diandalkan dalam perangai dan kebiasaannya. Agar kelak, ia bisa menjagamu dan saudaramu yang lain, saat Ayah dan Ibumu telah meninggal.
Kakak Perempuan Itu Sosok yang Tangguh, Meskipun Ia Perempuan, Ketangguhannya Diuji Saat Harus Melindungimu dan Adik yang Lain.


"Kakak, tolong jaga Adik dulu, ya! Mami mau arisan dulu nih!" Ujar Ibu pada suatu waktu
"Iya, Mi..." Jawabnya bersedia, meski ada perasaan mengganjal, seperti enggan menjaga Adik karena sedang sibuk sendiri
"Benar-benar dijaga loh, Kak! Diawasi! Takutnya keluar rumah kan bahaya, jalanan ramai banyak kendaraan lewat." Ujar Ibu
"Iya Mi... Beres Pokoknya!" Sahutnya meyakinkan Ibu.
Dari ilustrasi percakapan di atas terlihatlah bagaimana peran Kakak. Bahwa ia harus selalu siap sedia menggantikan Ibu, saat beliau harus melakukan kegiatan lain. Sibuk tidak sibuk, Kakak akan menerima tugas ini. Ia dengan tangguh menyampingkan egonya, dan memilih menjagamu, adiknya. Ia harus selalu waspada menjagamu, meninggalkan segala kesibukannya, demi kamu.
Kondisi Sebagai Anak Pertama Membuat Kakak Harus Bisa Mandiri dan Jaga Diri Sendiri Serta Adik-Adiknya


Ketika masih menjadi anak semata wayang, Kakak akan disayang-sayang dan diperhatikan total. Semua perhatian orang tua tercurah padanya. Tapi ketika Ibu hamil lagi. Perhatian mulai berkurang. Dan semakin lama semakin berkurang. Ibu hanya fokus mengasuh Adik bayi. Dan Kakak mulai terbengkalai. Ini menjadikannya harus mandiri dan selalu jaga diri.
Saat Ibu sibuk urus Adik, Kakak harus sibuk urus diri sendiri. Mulai dari mandi, menyiapkan seragam sekolah, memasukkan peralatan menulis ke dalam tas, berangkat sekolah, mengerjakan PR. Semua dilakukan sendiri, tanpa pengawasan lagi dari orang tua, terutama Ibu.
Ini akan terus terjadi hingga Kakak benar-benar seperti tumbuh sendiri tanpa kasih sayang orang tua. Meski sebenarnya ini hanya prasangka buruk saja. Sesibuk-sibuknya Ibu mengasuh Adik, sebenarnya beliau selalu memperhatikan Kakak, diam-diam. Dalam kondisi begini, Kakak hanya bisa maklum dan menerima. Kakak malah bertekad untuk ikut bantu Ibu mengasuh Adik.
Saat Terjadi Masalah, Kakak Menjadi Tameng,Memasang Badan Untuk Mengakui Kesalahan, Demi Lindungi Adik


"Kak, kenapa ya Adik kok belum pulang?" Tanya Ibu pada suatu sandekala, menjelang maghrib
"Ngga tahu, Mi!" Jawabnya sekenanya
"Aduuh...udah malem gini kok belum pulang tu anak. Mami khawatir, Kak! Tadi perginya ngga pamit." Ujar Ibu
"Kakak cari aja gimana, Mi?" Ucapnya menawarkan bantuan
"Iya sana... Nanti pulang bakal Mami kasih pelajaran. Setrap! Hukum pokoknya!" Ibu mulai geram
"Aduh, sabar dong Mi...! Kakak cari dulu, ya!" Ucapnya berusaha menenangkan Ibu dan melindungi Adik dari amukannya
Begitulah cerita yang biasa melanda di rumahmu. Adik pergi tidak pamit. Ibu ngomel-ngomel terus dan khawatir. Mau tidak mau Kakak harus mencari Adik yang entah di mana. Dan Kakak berusaha selalu menjadi tameng bagi Adik, agar Ibu tidak menghukumnya. Kakak benar-benar merasa bertanggungjawab dan sayang pada Adik.
Kakak Perempuanmu Selalu Sabar dan Mengalah Karena Ia Mampu Bersikap Dewasa dan Matang Mentalnya


Ditakdirkan menjadi anak pertama, membuat Kakak selalu mengerjakan apa-apa sendiri. Hal itu otomatis membuat Kakak bisa bersikap dewasa dan matang mentalnya. Kakak perempuan selalu bisa sabar dan mengalah saat ditempatkan pada sudut masalah yang sulit.
Ketika keluarga diterjang problem besar. Biasanya Kakak Perempuan hadir sebagai penengah banyak pihak. Ia akan menjadi sosok mediator yang netral. Ia akan berusaha memberikan solusi yang cerdas, demi kebaikan bersama. Bahkan ia rela menyampingkan kepentingannya, mengalah demi kebaikan bersama.
Kakak Perempuan Jadi Teman Bercerita, Berkeluh Kesah Saat Bingung Menentukan Pilihan, Ia yang Akan Mendengar Curhatan dan Memberikan Saran..


Kehidupan ini dinamis. Seorang Adik pada suatu waktu akan mencapai kedewasaannya. Ia akan dihadapkan pada masalah yang rumit seputar menentukan pilihan jodoh dan karir. Saat dilema dan bimbang begitu, Adik butuh teman curhat. Sayangnya, curhat pada Ibu tak lagi seindah dulu. Adik butuh sosok yang lain, yang dirasa lebih fresh pemikirannya.
Saat itulah Kakak Perempuan diliriknya. Kakak akan menjadi teman curhat paling spesial. Ia menyenangkan dan mau mendengarkan. Adik sama sekali tidak merasa sedang digurui. Karena Kakak memang hanya manasehati tentang bagaimana menentukan pilihan yang baik. Sebab, Kakak pernah mengalami masalah serupa. Tentu ia lebih bijak dan sudah tahu segala konsekuensinya.
Bersyukurlah Bila Memiliki Kakak Perempuan, Karena Ia Paling Sanggup Diandalkan, Setelah Orang Tuamu.


Jarang sekali ada Adik yang bisa melihat kebaikan Kakak Perempuan. Justru mayoritas Kakak Perempuan hanyalah disepelekan dan diolok-olok Adiknya. Padahal jika saja mau mengamati dan mengakui, Kakak Perempuan paling sanggup diandalkan setelah orang tua. Ia bisa bersikap layaknya Ibu, juga layaknya Kakak.
Ia akan bersedia membantu apapun kesulitanmu. Asal masih berada dalam bingkai kemampuannya. Karena Kakak Perempuan terlahir sebagai sosok yang empatik. Ia penuh kasih sayang pada Adiknya. Ia akan selalu bersikap perwira atau heroik. Sedewasa apapun umur Adik, Kakak akan selalu dibayangi rasa tanggungjawab atas adiknya.

0 komentar:

Posting Komentar