15.28.00
0

Kamu laki-laki? Ingin menikah secepatnya? Pikirkan dulu matang-matang. Karena lebih baik terlambat menikah daripada salah memilih pasangan.
Menikah merupakan idaman setiap insan. Termasuk kamu, pasti juga ingin segera menikah. Apalagi bila kamu punya pacar. Rasanya ingin sekali naik ke pelaminan. Membayangkan kamu dan pacarmu pakai baju pengantin, hatimu berdebar-debar. Senyummu merekah lebar, dan sama sekali tidak memikirkan hal lain selain kebahagiaan.
Apakah pernikahan memang sebahagia itu? Pada mulanya demikian. Tapi lama-lama kamu akan menghadapi derasnya gelombang arus rumah tangga. Bila kamu belum siap secara mental, spiritual, dan material, mungkin pernikahanmu akan terancam. Seperti banyak menimpa pasangan, mereka bubar padahal baru sebentar.


Cepat-cepat menikah memang baik secara moral dan agama. Karena kamu akan terhindar dari perbuatan asusila. Dan tentunya kamu sedikit merasa lega, sebab pacarmu yang cantik sudah diikat secara resmi dengan Ijab Qabul di KUA. Tapi apakah menikah cuma butuh cinta dan nekad demikian?
Ingat, pacarmu itu anak orang. Dia adalah seorang anak gadis yang sangat dicintai oleh keluarganya, calon mertuamu. Dia adalah harapan keluarganya. Dan dia mungkin saja adalah sosok yang banyak dinantikan pria lain, yang lebih hebat dari dirimu. Jadi, pikirkankanlah matang-matang sebelum meminangnya! Tengok ke dalam dirimu, layakkah?


Perempuan adalah sosok manusia yang bisa menerima kamu apa adanya. Ketika ia sudah cinta, maka ia siap diajak hidup susah maupun senang. Tapi, tegakah kamu mengajaknya menderita seumur hidup, dengan dirimu yang belum layak jadi suami? Dengan dirimu yang tidak pernah mau belajar menjadi lebih baik?


Selain faktor kesiapan suami. Menikah juga membutuhkan kesiapan istri. Pihak perempuan juga harus sudah layak untuk menikah. Umumnya kelayakan perempuan untuk menikah hanya dilihat dari faktor umur. Apakah umurnya sudah baligh? Sudah siap untuk kawin?
Tapi ternyata, selain kedewasaan umur. Perempuan juga harus memiliki kedewasaan sikap. Tugas menjadi istri dan menjadi Ibu sebentar lagi akan ia emban. Tidak bisa, kalau pihak perempuannya masih kekanakkan. Mikirnya masih seperti zaman pacaran yang isinya senang-senang doang.


Ketika kamu dan pacarmu sudah sama-sama siap dan layak menikah. Apakah artinya masalah sudah selesai? Tidak juga...! Karena bisa jadi kamu salah memilih pasangan. Mungkin saja, baru beberapa bulan pernikahan dijalani, ternyata pacarmu yang kamu cintai itu tidaklah sebaik dulu. Ternyata dia memiliki banyak sikap buruk.
Berkata Salah Pilih Pasangan Memang Pamali, Tapi Kamu Sakit Hati Sekali Melihat Tingkah Istri


Memang pamali bilang salah pilih pasangan di saat kamu sudah menikahinya. Tapi mau bagaimana lagi? Hatimu terlanjur sakit. Walaupun kamu lelaki, rasanya ingin menangis melihat istrimu bertingkah buruk. Kamu pun bingung, harus berbuat apa. Di satu sisi kamu sangat menyayanginya. Di sisi lain kamu merasa dirimu sudah salah pilih pasangan.


Pada saat masih pacaran, dia menujukkan sikap lembut padamu. Tapi setelah menikah. Ternyata dia menjadi galak dan urakan. Diajak ibadah tidak mau. Diajak hidup hemat tidak mau. Hobinya kongkow-kongkow dengan komunitas perempuan jetset. Kamu sebagai suami cuma bisa ngelus dada dan istighfar.
Pacaran Langgeng Belum Tentu Harus Menikah Secepatnya, Bisa Jadi Kamu Malah Harus Putus Darinya.


Memang banyak orang yang pacarannya langgeng. Ada yang sampai 5 tahun pacaran, tapi belum menikah-menikah. Mungkin kamu salah satunya. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Biasanya karena merasa belum mapan untuk menikah.
Kamu sudah didesak banyak pihak. Tapi belum juga siap menikahi pacar. Ternyata karena calon mertuamu inginnya kamu mapan, punya harta melimpah dulu. Atau karena pacar kamu inginnya kamu punya mobil dan rumah dulu. Tentu saja ini sangat menghalangi niat sucimu.
Kamu jadi gelisah untuk melangkah. Rasa cintamu yang begitu besar pada pacar membuatmu berjuang mati-matian untuk memenuhi "syarat" itu. Tapi apadaya, mahar perkawinan itu dirasa sangat tinggi. Kamu tidak sanggup menggapainya. Kamu hanya bisa meratap dan frustrasi.


Di saat begini, apa langkah terbaiknya? Mudah saja sebenarnya. PUTUSKAN SAJA DIA. Karena sejatinya, dalam pernikahan tidak boleh ada satu pihak pun yang memberatkan soal mahar. Tuhan senantiasa memudahkan hambanya untuk menikah. Siapa yang niat menikah maka akan dicukupkan rejekinya.
Sayangnya perjuangan mati-matianmu dalam mengumpulkan harta itu hanya untuk niat menyenangkan calon mertua dan pacarmu yang banyak tuntutan. Niat tak lagi suci untuk murni beribadah kepada Tuhan melalui pernikahan. Maka memang sebaiknya dalam kondisi begini, kamu putuskan saja dia. Bila dia dan keluarganya memang beri'tikad baik, pasti bersedia memudahkan jalanmu menghalalkan pacar.
Pacaran Bertahun-Tahun Belum Tentu Paham 100% Watak Pasangan, Karena Hanya Pernikahan yang Mampu Menyingkap Watak


Ada pepatah bahwa hanya dengan menikah seseorang bisa mengetahui watak sebenarnya dari pasangannya. Karena pada masa pacaran, seseorang itu banyak jaim (jaga image). Meskipun kamu sudah pacari dia selama 5 tahun, bahkan lebih, belum tentu kamu paham 100% watak pacarmu yang cantik itu.
Kehidupan pernikahan akan pelan-pelan menyingkap tabir watak pasanganmu. Dari hari ke hari, sepasang suami-istri akan banyak mengungkap rahasianya. Tidak ada lagi yang tertutupi maupun ditutup-tutupi. Dan memang beginilah skenario yang harusnya terjadi. Bila masih ada rahasia di antara pasutri, artinya mereka belum sepenuhnya meresapi hakikat perkawinan.
Menunda Pernikahan Dapat Menjadi Solusi Agar Tidak Salah Pilih Pasangan.


Seorang laki-laki yang hobi menunda pernikahan pasti akan dicap tidak gentle. Tidak ada gagah-gagahnya sama sekali. Padahal alasan kamu menunda pernikahan beragam. Misalnya untuk memastikan bahwa pacar cantikmu itu memang tepat untuk dijadikan istri.
Setiap laki-laki sebenarnya punya hasrat untuk setia pada pasangannya. Ia ingin menikah hanya sekali seumur hidup dan pernikahannya abadi. Sepertimu yang sekonyong-konyong mencintainya. Kamu ingin bersama dia selamanya, hingga kakek-nenek, hingga ajal menjemput.
Tidak ada salahnya menunda pernikahan. Toh, pada dasarnya perempuan itu jenis manusia yang plin-plan. Pada pasangannya sendiri ia bisa menikung begitu kejamnya. Hanya karena melihat lekaki yang lebih bersinar harta dan tunggangannya. Tidak ada salahnya kamu mengujinya sebentar lagi. Pastikan ia telah bersikap "ridho" atas dirimu. Dalam kelebihan maupun kekuranganmu. Tapi mengujinya jangan lama-lama, ya! Nanti dia malah diambil orang lain atau dijodohin. Gawat!
Sesungguhnya Jodoh Memang Takdir Tuhan, Tapi Manusia Memiliki Free Will dan Akal yang Dapat Membantunya dalam Memilih Pasangan Hidup.



Tidak ada yang tahu dengan siapa seseorang akan menikah. Apakah dengan pacar yang sudah menahun? Belum tentu. Apakah dengan sosok idola yang ditaksir? Belum tentu. Karena jodoh 100% takdir Tuhan. Ia datang dengan cara yang terkadang tidak dipahami manusia. Jodoh datang dari sudut-sudut tak terduga.
Sebagai manusia, laki-laki memiliki free will dan akal. Ya, kamu itu punya kehendak bebas dan akal untuk menalar. Kamu diberi kemampuan untuk menilai sosok perempuan, apakah cocok atau tidak denganmu. Apakah pacarmu layak atau tidak menjadi teman seumur hidupmu? Gunakan sebaik-baiknya Free Will dan Akal, agar kamu tidak salah pilih.
Karena kalau sudah salah pilih akan repot ceritanya. Jadi kamu memang harus menimbang. Istri yang baik akan selalu patuh padamu. Istri adalah cerminan dirimu, dalam baik maupun burukmu. Karena suami dan istri adalah belahan jiwa. Karena istri adalah tulang rusukmu. Dia akan bergerak, dalam orbitmu. Karena kamu adalah sosok imam atau pemimpinnya. Jadi, pastikanlah dia patuh dan hormat padamu!
Setiap Perempuan Bisa Khilaf, Cobalah Senantiasa Nasehati Istri Agar Bisa Berubah Jadi Lebih Baik


Tuhan sangat membenci perceraian. Hingga Tuhan pun memperbolehkan laki-laki untuk berpoligami, asalkan mampu memenuhi rukun (syaratnya). Kehidupan rumah-tangga memang sulit. Butuh waktu untuk menyatukan watak antara istri dan suami, yang terkadang bertolak belakang. Tapi percayalah bahwa yang namanya "jodoh pasti bisa bersatu".
Manusia rentan khilaf. Setiap perempuan bisa melakukan kesalahan, termasuk istrimu, dia hanya sedang khilaf. Istrimu hanya sedang bosan, sedang ingin menghibur diri, dan sedang ingin bermain. Makanya dia sibuk menghamburkan uangmu untuk hobinya kongkow-kongkow. 
Istrimu barangkali sedang krisis jatidiri dan spiritual, sehingga ia menjadi enggan beribadah, padahal kamu adalah imamnya. Kamu selalu mendampinginya, dalam tiap langkah bersujud pada Tuhan. Ingatkanlah dia, bahwa dirinya adalah tanggungjawabmu. Bahwa kamu harus membawanya pulang dengan selamat pada Tuhan, pada surga yang kekal.


Jangan pernah lelah menasehati istrimu yang khilaf. Percayalah bahwa pintu hidayah bisa terbuka kapanpun dan dimanapun. Do'a dan air matamu selama ini akan pelan-pelan membuka gembok pintu itu. Apalagi, biar bagaimana pun selamat tidaknya sebuah kehidupan rumah tangga pernikahan, juga sangat tergantung pada kebijaksanaan suami.
Jadi, bijaksanalah! Sabar dan tetap tersenyum, ya! Istrimu adalah pacar yang dulu sangat baik. Dia adalah perempuan baik. Dia akan kembali menjadi baik. Kamu hanya harus tetap mengambil posisi siap sedia menerima perangainya. Jika memang kamu yakin sedang tidak salah pilih pasangan.

0 komentar:

Posting Komentar