02.43.00
0

AgenPokerTerpercaya - Dewasa ini, ada persoalan kesehatan baru yang sering terabaikan, yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur. Akan tetapi pola tidur seseorang sangat dipengaruhi faktor sosialnya.

Artinya, tidur adalah kebutuhan tubuh untuk tetap sehat. Namun untuk bisa tidur, ini tergantung pada lingkungan di mana seseorang berada. Misalnya, bagi sebagian orang, tidur di tengah jam kerja adalah pelanggaran, sedangkan bagi sebagian lainnya, tidur di jam kerja sah-sah saja.

Katie Glaskin, profesor antropologi dari University of Western Australia mengatakan wajar bila seseorang sulit tidur, sebab pola tidur seseorang ditentukan oleh kultur, tradisi, termasuk iklim di mana ia tinggal.

"Oleh karena itu cara tidur orang Barat sangat berbeda dengan orang kebanyakan di seluruh dunia," katanya seperti dilaporkan ABC Australia.

Dan inilah yang dianggap sebagai pola tidur 'normal' bagi orang-orang tersebut, tak peduli seperti apa definisi tidur normal yang sebenarnya.

Baca jugaPentingnya Istirahat, Idealnya Tiap Kantor Punya Napping Room

Ambil contoh di Jepang. Orang Jepang terbiasa napping atau tidur singkat di tengah hari. Tak heran mereka bisa tidur dimana saja, bahkan di kereta maupun saat rapat. Mereka pun memiliki istilah tersendiri untuk kebiasaan ini yaitu 'inemuri', dan hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja, bukan karena mereka tukang tidur.

Ahli sejarah tidur Prof Roger Ekirch dari Virginia Tech mengatakan, dulunya orang-orang Eropa berangkat tidur jam 9-10 malam, lalu terbangun di tengah malam barang 1-2 jam. 

"Kebiasaan yang disebut 'biphasic sleep' ini biasanya digunakan untuk beragam kegiatan, seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, bercinta, beribadah, bersosialisasi, menengok anak yang tidur atau sekedar merenungkan mimpi mereka," ungkapnya.

Di India lain lagi. Ketika tinggal di India bagian utara, Glaskin melihat tidak semua orang tidur di kamar atau tidur di jam tertentu. "Di keluarga di mana saya tinggal, mereka menggabungkan antara tidur dengan aktivitas sehari-hari. Ada semacam dipan yang diletakkan di luar rumah agar anggota keluarga bisa berbaring atau tiduran sebentar di sana sementara keluarga lainnya melakukan aktivitas di sekitaran mereka," jelasnya.

Dengan kata lain, tidak ada satu pola tidur yang bisa menjadi patokan karena setiap orang memiliki pola yang unik. "Orang berpikir jadi saya harus tidur lebih cepat, tidak boleh terbangun di tengah malam, dan harus bangun pagi-pagi. Padahal kalau bicara tentang tidur, ya tidak bisa begitu," tutup Prof Dorothy Brock, psikolog tidur dari Sleep Health Foundation.

0 komentar:

Posting Komentar